Posts Tagged ‘tugas kuliah’

Tik Smanta Plg

Januari 6, 2009


v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
<!– /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:””; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:”Times New Roman”; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;} h1 {mso-style-next:Normal; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; text-align:center; line-height:150%; mso-pagination:widow-orphan; page-break-after:avoid; mso-outline-level:1; font-size:12.0pt; font-family:”Times New Roman”; mso-font-kerning:0pt;} @page Section1 {size:21.0cm 842.0pt; margin:4.0cm 3.0cm 3.0cm 4.0cm; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:973413670; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:1118337612 67698713 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l0:level1 {mso-level-number-format:alpha-lower; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt;} @list l0:level2 {mso-level-number-format:alpha-lower; mso-level-tab-stop:72.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt;} @list l0:level3 {mso-level-number-format:roman-lower; mso-level-tab-stop:108.0pt; mso-level-number-position:right; text-indent:-9.0pt;} @list l0:level4 {mso-level-tab-stop:144.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt;} @list l0:level5 {mso-level-number-format:alpha-lower; mso-level-tab-stop:180.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt;} @list l0:level6 {mso-level-number-format:roman-lower; mso-level-tab-stop:216.0pt; mso-level-number-position:right; text-indent:-9.0pt;} @list l0:level7 {mso-level-tab-stop:252.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt;} @list l0:level8 {mso-level-number-format:alpha-lower; mso-level-tab-stop:288.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt;} @list l0:level9 {mso-level-number-format:roman-lower; mso-level-tab-stop:324.0pt; mso-level-number-position:right; text-indent:-9.0pt;} ol {margin-bottom:0cm;} ul {margin-bottom:0cm;} –>


/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:”Times New Roman”;
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
table.MsoTableGrid
{mso-style-name:”Table Grid”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
border:solid windowtext 1.0pt;
mso-border-alt:solid windowtext .5pt;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-border-insideh:.5pt solid windowtext;
mso-border-insidev:.5pt solid windowtext;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:”Times New Roman”;
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;}

PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN TIK

TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS

STUDI KASUS DI SMA

SMA NEGERI 3 PALEMBANG

OLEH :

WHITA AYU MARDIA 20082013022

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN – PROGRAM PASCASARJANA – UNIVERSITAS SRIWIJAYA – PALEMBANG

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kurikulum pendidikan di Indonesia saat ini mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sesuai yang tercantum dalam PP nomor 19 tahun 2005. KTSP merupakan kurikulum penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Pemerintah menetapkan standar kompetensi dalam KTSP yang berkaitan dengan perencanaan, konten atau isi dan juga pelaksanaan pendidikan, termasuk didalamnya ditetapkan adanya mata pelajaran TIK.

Pembelajaran TIK yang diterapkan bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi peserta didik sekaligus dalam usaha mensejajarkan pendidikan dengan perkembangan teknologi dan era globalisasi. Kesejajaran, kesinambungan dan seiting sejalannya pendidikan dengan teknologi sebagai salah satu indikator perkembangan pendidikan, yang berkorelasi dengan harapan semakin berkembang dan meningkatnya kompetensi sumberr daya manusia masyarakat Indonesia.

Penerapan kurikulum KTSP pada mulanya memerlukan proses dan penyesuaian termasuk terhadap pengadaan / pelaksanaan mata pelajaran TIK. Mengingat mata pelajaran TIK memerlukan sarana dan prasarana pendukung yang cukup banyak. Pemerintah memberikan dukungan demi terlaksanya program pebelajaran TIK dengan mengupayakan penyediaan unit-unit komputer disekolah-sekolah. Upaya pengadaan sarana TIK berupa unit komputer tersebut dilakukan pemerintah secara besar-besaran pada tahun 2008. tidak hanya itu, pemerintah pusat bersama dengan pihak Dinas Pendidikan membantu dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa silabus.

Depdiknas pada tahun 2008 mengembangkan Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas). Seperti yang pernah dijelaskan pada makalah kelompok kami sebelumnya bahwa kebijakan pemanfaatan TIK dalam bidang pendidikan ini dimulai dari tingkat yang dianggap lebih siap yakni pada tingkat perguruan tinggi / Universitas dan kemudian pada tingkat SMA / SMK atau sederajat, SMP dan hingga pada akhirnya sekarang sudah merambah ke jenjang pendidikan sekolah dasar. Kemudian juga dimulai dari sekolah-sekolah yang berada di wilayah perkotaan hingga mulai merambat ke arah pedesaan. Kesiapan ini dilihat dari ketersediaan saran dan prasarana penunjang, seperti tenaga pengajar, akses listrik dan lain sebagainya. Pada sekolah-sekolah yang telah dianggap lebih maju, dan kebanyakan berlokasi di kawasan perkotaan, selain tersedianya laboratorium komputer, beberapa sekolah telah melengkapi dengan jaringan internet (hotspot), bahkan sekolah sudah menyiapkan sarana lainnya yang berkaitan dengan proses pembelajaran, yaitu berbagai media elektronik lainnya.

Proses perkembangan kemajuan dalam penerapan TIK tersebut hingga saat ini masih tetap dan terus menerus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Untuk dapat mengetahui keadaan sebenarnya dan melihat secara langsung keadaan pelaksanaan pembelajaran TIK di sekolah-sekolah khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA), untuk itu akan dibahas TIK di SMA Negeri 3. pilihan dijatuhkan pada SMA Negeri 3 karena sekolah ini berada di tengah kota, pada lokasi yang sangat strategis dan berada di pinggir jalan utama kota.

Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasi beberapa masalah berkaitan dengan mata pelajaran dan pembelajaran TIK dalam dunia pendidikan, yang kemudian batasi pada pembelajaran TIK di SMA Negeri 3 Palembang

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan pembelajaran TIK, kendala yang dihadapi dalam pembelajaran TIK dan elengkapan sarana dan prasarana penunjang pembelajarran TIK di SMA Negeri 3 Palembang.

PEMBAHASAN

Sarana dan Prasarana TIK

Sarana dan prasarana TIK yang dimaksud adalah sarana dan prasarana penunjang dalam pembelajaran TIK di sekolah-sekolah yang kami observasi. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi diperoleh data sebagai berikut.

Tabel sarana dan prasarana sekolah

No.

Komponen Sarana dan Prasarana

SMA N 3 PLG

1

Jumlah Komputer:

a. Ruang TU

7

b. Ruang GSG

1

c. Ruang Perpustakaan

9

d. Ruang KepSek

e. Ruang Lab.Komputer

20

f. Ruang Lab.

1

g. Ruang Multimedia

1

h. Ruang Kelas

i. Ruang guru

4

2

Jumlah Laptop

8

3

Kurikulum

Diknas

4

Modul

Sekolah

5

Media Penunjang

LCD, Printer (20 bh), Fotocopy, Big Screen, DVD, Radio, CD Interaktif.

6

Wireless

Speedy

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa dari segi kelengkapan sarana dan prasarana TIK di SMA Negeri 3 sudah mencukupi, walaupun tidak menutup kemngkinan untuk penambahan lagi, terutama kelengkapan bagi kegiatan pembelajaran siswa. Karena dari data tersebut, diketahui untuk laboratorium komputer yang digunakan sebagai ruang belajar siswa hanya terdapat 20 komputer. Sesungguhnya jumlah tersebut adalah jumlah standar bagi sekolah-sekolah namun akan lebih baik jika jumlah tersebut lebih banyak lagi disesuaikan dengan jumlah siswa perkelas.

Kegiatan Pembelajaran TIK

Mata pelajaran TIK yang dilakukan di SMA Negeri 3 Palembang pada dasarnya sama dengan disekolah lain. Kegiatan pembelajaran TIK yang diterapkan mengacu kepada kurikulum dari pusat yang kemudian dikembangkan lagi oleh pihak sekolah. Sekolah setiap minggunya untuk setiap kelas dialokasikan 2 jam pelajaran per minggu untuk pembelajaran TIK.

Berhubungan dengan jumlah komputer yang ada di laboratorium yaitu 20 unit komputer, hal ini berpengaruh pada kegiatan pembelajaran siswa. Sedangkan jumlah minimal siswa dalam satu kelas adalah 32 orang siswa maka jumlah komputer tersebut tidak mencukupi untuk setiap siswa, sehingga pada saat kegitaan pembelajaran, sebagian siswa bergabung dengan temannya, jadi satu komputer untuk 2 orang. Disatu sisi situasi ini membantu, dalam artian, siswa dapat bekerjasama saling memberitahu, mengajari dan mengingatkan. Namun di sisi lain, dengan bersama-sama demikian ada kecenderungan bila salah satunya tidak bisa atau salah satunya mendominasi, maka teman yang lainnya hanya menjadi penonton.

Tenaga pengajar pelajaran TIK di SMA Negeri 3 Palembang ada 3 orang guru, 2 orang berstatus honor dan 1 orang PNS. Ketiga orang pengajar tersebut merrupakan lulusan Komputer, bukan lulusan pendidikan komputer dengan latar belakang pendidikan (guru).

Kendala yang Dihadapi dalam Pembelajaran TIK

Kendala-kendala yang dihadapi di sekolah terkait dengan proses pembelajaran TIK di SMA Negeri 3 Palembang, antara lain: Secara fisik, kendala yang dihadapi saat ini adalah kurangnya jumlah unit komputer bagi pemebelajaran siswa, namun saat ini SMA Negeri 3 Palembang sedang dalam tahap pembangunan yang juga direncanakan untuk dibangun satu ruang laboratorium komputer. Secara teknis, guru mata pelajaran TIK di sekolah ini mengaku kekurangan teknisi yang diharapkan dapat membantu dalam pemeliharaan perangkat multimedia yang ada. Bukan berarti selama ini tidak ada pemeliharaan, pemeliharaan tersebut ada dan dilakukan satu bulan sekali. Namun menurut mereka akan lebih baik bila ada teknisi yang selalu siap siaga setiap hari memantau dan memelihara juga membantu menangani masalah-masalah teknis pembelajaran TIK.

Selain dari pada masalah teknisi, juga menjadii masalah mengenai kekurangan tenaga pengajar, yang dimaksudkan oleh para guru, mereka berharap dalam pelaksanaan pembelajaran mereka mempunyai tim mengajar, yang hingga saat ini belum memungkinkan mereka untuk melakukannya dengan jumlah guru yang ada yaitu 3 orang. Harapannya bila mereka ada tim mengajar atau asistem pada saat mereka kegiatan pemebelajaran berlangsung, mereka (guru) jadi tidak kewalahan. Karena pembelajaran TIK ini sifatnya praktek, maka akan menemukan kesulitan bila guru pendampingnya hanya satu orang, satu siswa bertanya, siswa yang lain juga bertanya, dan seterusnya.

III. KESIMPULAN

Secara umum kegiatan pembelajaran TIK di SMA dalam pelaksanaannya sama. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung mengacu pada silabus dari diknas dan kemudian dalam penerapannya dikembangkan oleh pihak sekolah khususnya guru mata pelajaran TIK yang mengajar.

Kendala yang dialami oleh pihak sekolah secara garis besar adalah: Jumlah (ketersediaan) guru yang kurang mencukupi. Harapannya bila semakin banyak guru maka dapat dilakukan team teaching, sehingga bisa lebih mudah mengakomodir pertanyaan siswa, terutama pada saat praktek.